SUARA INDONESIA MALANG

Ibadah Haji 2024: Tantangan Cuaca Ekstrem di Padang Arafah

Aditya Mulawarman - 15 June 2024 | 22:06 - Dibaca 1.96k kali
Peristiwa Ibadah Haji 2024: Tantangan Cuaca Ekstrem di Padang Arafah
Cuaca Ekstrem di Padang Arafah/(instagram/@agusus1920)

SUARA INDONESIA, JAKARTA - Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh umat Muslim yang mampu.

Pada tahun 2024, lebih dari 1,5 juta jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf, puncak dari rangkaian ibadah haji.

Dengan suhu yang diperkirakan mencapai 43 derajat Celsius, wukuf tahun ini menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi jemaah yang berusia lanjut.

Padang Arafah, yang terletak sekitar 20 kilometer dari Mekah, menjadi tempat bagi jemaah haji untuk melaksanakan wukuf.

Di sinilah Nabi Muhammad SAW memberikan khutbah terakhirnya.

Meskipun kondisi cuaca sangat panas, dengan suhu mencapai 43 derajat Celsius, para jemaah tetap semangat menjalankan ibadah ini.

Pemerintah Saudi telah mengimbau para jemaah untuk meminum banyak air dan menggunakan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari, mengingat laki-laki dilarang memakai topi selama ihram.

Para jemaah telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi cuaca ekstrem ini.

Abraman Hawa, seorang jemaah dari Ghana, menyatakan bahwa meskipun matahari sangat terik, ia tetap berdoa di Arafah karena membutuhkan bantuan Allah.

Pemerintah Saudi juga mencatat lebih dari 10.000 kasus penyakit terkait panas tahun lalu, dengan 10 persennya merupakan serangan panas.

Penelitian menunjukkan bahwa ibadah haji semakin terpengaruh oleh perubahan iklim, dengan suhu regional yang meningkat sekitar 0,4 derajat Celsius setiap dekade.

Setelah menyelesaikan wukuf di Arafah, para jemaah akan menuju Muzdalifah untuk mengumpulkan kerikil yang akan digunakan dalam rangkaian "melempar jumrah" di Mina pada hari berikutnya.

Melempar jumrah merupakan simbol permusuhan manusia dengan setan, yang menjadi salah satu ritual penting dalam ibadah haji.

Ibadah haji tahun ini berlangsung di bawah bayang-bayang konflik Gaza, setelah delapan bulan pertumpahan darah yang masih menyisakan luka bagi banyak orang di dunia Muslim.

Meskipun begitu, Kerajaan Arab Saudi tetap menerima lebih dari 1,8 juta jemaah haji tahun lalu, dengan 90 persen di antaranya berasal dari luar negeri.

Saudi juga menargetkan akan menerima 30 juta umat Islam untuk menunaikan umrah pada tahun 2030.

Ibadah haji adalah salah satu momen paling sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Meskipun dihadapkan dengan tantangan cuaca ekstrem dan situasi politik yang tidak stabil, semangat para jemaah untuk menjalankan ibadah tetap tinggi.

Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari pemerintah Saudi, diharapkan semua jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke tanah air dengan selamat.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mulawarman
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya