SUARA INDONESIA MALANG

Ini Beberapa Penyakit yang Berpotensi Muncul Saat Perubahan Iklim

Aditya Mahatva Yodha - 17 January 2024 | 20:01 - Dibaca 1.14k kali
Kesehatan Ini Beberapa Penyakit yang Berpotensi Muncul Saat Perubahan Iklim
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Umar Usman. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, MALANG- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, perubahan iklim sebagai ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia. Hal senada diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Umar Usman.

"Perubahan iklim berdampak negatif pada kesehatan. Karenanya diperlukan peran tenaga kesehatan (nakes) mengedukasi masyarakat, dalam pencegahan dan kesiapsiagaan," ujarnya, Rabu (17/1/2024).

Pria alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini menyebutkan beragam dampak perubahan iklim pada sektor kesehatan.

Pertama, munculnya kondisi kesehatan kronis; gizi, ketahanan pangan; penyakit yang ditularkan melalui makanan, udara, dan vektor.

Kedua, menimbulkan risiko kejadian suatu penyakit, transmisi penyakit, yakni perubahan pada pola penularan penyakit. 

"Contohnya, jika demam berdarah dan flu sebelumnya umumnya ditemukan saat musim hujan, tapi kini penyakit tersebut juga muncul sepanjang tahun," tutur pria yang populer dengan sebutan Dokter Rakyat tersebut.

Sektor kesehatan merupakan bagian hilir dari dampak perubahan iklim, bisa secara langsung maupun tidak langsung, berakibat pada kesehatan fisik, dan kesehatan mental. 

Kasus malaria dan demam berdarah dari tahun ke tahun di Indonesia sejak tahun 2015 - 2020 cenderung naik.

Mantan Ketua PCNU Kabupaten Malang ini mengungkapkan tugas penting nakes. 

Pertama, nakes diharapkan bisa membekali individu dengan pengetahuan yang cukup untuk mengambil tindakan guna mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. 

Kedua, mengidentifikasi kelompok rentan, dan ketiga memberikan panduan kepada masyarakat mencegah dan meminimalkan risiko kesehatan.

dr Umar menjelaskan, pemerintah telah mengidentifikasi empat kelompok prioritas penyakit akibat perubahan iklim. Meliputi penyakit tular vektor (malaria dan DBD), penyakit tular air (diare), dan penyakit tular udara (Pneumonia, ISPA, dan TBC).

Kelompok prioritas penyakit lainnya yakni malnutrisi meliputi tengkes atau stunting (gagal tumbuh kembang akibat kurang gizi kronis), wasting (kurus atau berat badan turun hingga di bawah standar pertumbuhan anak), dan penurunan berat badan, dan underweight (berat badan di bawah standar pertumbuhan anak).

Selanjutnya, Dokter Umar memaparkan pentingnya perhatian terhadap anak sebagai kelompok usia paling rentan terdampak dari perubahan iklim.

Berbagai dampak yang berpotensi muncul , yakni kematian bayi secara mendadak, angka kecacatan meningkat dan hipotermia yang bisa mengancam keselamatan jiwa.

"Ini membutuhkan sinergi semua pihak. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kota, swasta, dan masyarakat harus bersama - sama melakukan  mitigasi dan edukasi, meminimalisasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim," pungkas dokter Umar. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mahatva Yodha
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya