KOTA MALANG - Massa aksi demo tolak pengesahan RUU Omnibus Law Ciptaker mencoba merangsek kembali ke dalam gedung DPRD Kota Malang. Namun kali ini, aparat keamanan lebih sigap untuk mengamankan situasi dan kondisi.
Massa yang mencoba melempar batu dan petasan dijinakkan kembali dengan gas air mata. Meski sempat dipukul mundur, namun massa mencoba kembali melakukan penyerangan. Setidaknya, satu polisi kembali terluka dan harus mendapatkan perawatan tim medis.
Aparat keamanan mencoba untuk membuat jarak antara gedung DPRD dengan massa, namun sejumlah kelompok masih terus melakukan pelemparan sehingga bundaran Tugu Malang menjadi “medan tempur” massa vs aparat keamanan.
Dua mobil Water Cannon kemudian dioperasikan dengan menembakkan air ke arah para pendemo sehingga pendemo yang anarkis kocar-kacir meninggalkan lokasi demo.
Sementara itu, anggota dewan menyayangkan aksi anarkis dari masa pendemo. Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah mengatakan, pihaknya telah siap melakukan audiensi dengan para demonstran.
“Kami sudah menyiapkan kalau misalnya ada apa-apa mau beraudiensi. Padahal sebelum disahkannya UU ini kami sering sekali menerima teman-teman demonstrasi maupun audiensi terkait omnibus Law. Tapi karena kondisi yang terjadi malah memanas. Sehingga yang akan kami lakukan, kami tidak akan meninggalkan gedung ini sampai kondisi menjadi kondusif," jelas dia.
Sejumlah fasilitas rusak, dua pos jaga Satpol PP milik DPRD dan beberapa motor yang terparkir di sebelah utara. Aparat kepolisian dengan alat pelindung lengkap terlihat bersiaga depan gedung DPRD Kota Malang. Dua oknum pendemo sempat diamankan oleh anggota DPRD dan aparat keamanan ketika merangsek masuk ke dalam gedung DPRD. (Kie)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi