MALANG - Dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2020, para civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menggelar upacara bendera.
Bertempat di Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang asuhan KH Muwafik Saleh, upacara dipimpin Dekan FISIP UB, Dr. H. Sholih Mu'adi dan juga diikuti mahasiswa, santri Pesma, dan Banser NU.
Dengan mengikuti protokol kesehatan, peserta upacara dibatasi hanya 30 orang, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
Peserta mengucapkan lima ikrar santri menjaga NKRI yaitu berbunyi:
1. Sebagai santri NKRI, berpegang teguh pada aqidah ajaran nilai dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah
2. Sebagai santri NKRI, bertanah air satu, tanah air Indonesia, berideologi negara satu, ideologi pancasila, berkonstitusi satu, UUD 1945, berkebudayaan satu, kebudayaan Bhinneka Tunggal Ika
3. Sebagai santri NKRI, selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian abadi
4. Sebagai santri NKRI, berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia yang berkeadilan
5. Sebagai santri NKRI, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang akan merongrong Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, serta konstitusi dasar lainnya yang bertentangan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan resolusi jihad
Santri Adalah Pemimpin
Dekan FISIP UB menyampaikan amanat bahwa civitas akademika FISIP UB harus tetap memajukan bangsa dan menjaga NKRI sebagai wujud resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk melawan sekutu yang ingin merebut kemerdekaan Indonesia.
"Santri bukan kelompok puritan, bukan kelompok terpinggirkan, tetapi, santri adalah kelompok yang siap memimpin bangsa ini. Hal ini sudah terbukti bahwa Santri pernah menjadi presiden dan wakil presiden," kata Dr Sholih Mu'adi.
Civitas akademik juga berencana menulis bunga rampai tulisan tentang peran Santri dalam sebuah buku.
"Kami berharap menyebarkan pemikiran bahwa bangsa ini akan menjadi besar jika jiwa santri melekat di setiap langkah pengembangan ilmu, yakni berdasar adab untuk membangun negeri," terang Rachmat Kriyantono, PhD, selaku koordinator penulisan buku. (Had)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi