SUARA INDONESIA MALANG

Tangkal Radikalisme, BEM Fapet UB Gelar Seminar Kebangsaan

Mohammad Sodiq - 06 January 2021 | 14:01 - Dibaca 1.54k kali
Pendidikan Tangkal Radikalisme, BEM Fapet UB Gelar Seminar Kebangsaan
Anggota DPR RI Komisi I Bidang Pertahanan dan Keamanan H. Kresna Dewanata Phrosakh, S.H.

MALANG - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan Seminar Kebangsaan bertema "Pentingnya Bela Negara dalam Pembinaan Mental Kebangsaan" yang dilaksanakan secara daring, Rabu (06/01/2021).

Seminar Kebangsaan tersebut mengundang sejumlah stakeholder pemerintahan dengan pembicara Anggota DPR RI Komisi I Bidang Pertahanan dan Keamanan H. Kresna Dewanata Phrosakh, S.H., Anggota DPRD Kabupaten Malang Dr. Tantri Bararoh, SE., M.Si., M.Ak dan Kasat Intelkam Polresta Malang Kompol Yudi Ento Handoyo, S.H.

Tujuan seminar yang diadakan tersebut, BEM Fakultas Peternakan UB ingin menyampaikan kepada mahasiswa dan masyarakat secara umum bahwasannya, harus peka terhadap bahaya laten radikalisme yang mampu memecah belah persatuan dan kesatuan.

Presiden BEM Fapet UB Billy Fairuz Azhar berpendapat bahwasanya hari ini radikalisme tumbuh subur di masyarakat dan akan menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa di masa yang akan datang.

"Seminar ini untuk menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan toleransi di dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika," ujarnya.

Sementara, Anggota DPRD Kabupaten Malang, Tantri Bararoh, menyampaikan materi menguak tabir disparitas di era new normal dan radikalisme.

“Pandemi yang sedang berlangsung ini telah melahirkan struktur dan keadaan ketimpangan sosial dan ekonomi baru serta peningkatan kesenjangan sosial yang tinggi untuk masyarakat Indonesia. Kesenjangan sosial ini dikhawatirkan akan berbuntut pada tindakan radikalis," paparnya.

Tantri, sapaan akrabnya, menekankan bahwa langkah-langkah preventif memutus rantai radikalisme yakni dengan memperkuat nilai nilai Pancasila.

"Pemuda harus mempunyai kesadaran dalam partisipasi dan aktifitas sosial, ekonomi, dan pembangunan," katanya.

Senada dengan Tantri, Anggota DPR RI Kresna Dewanata menambahkan, tantangan penyebaran paham radikal saat ini memiliki pola-pola baru.

Doktrinasi tidak dilakukan seperti dahulu, dimana pamflet atau buku yang tentang mendirikan Negara Islam. Saat ini, cara-cara doktrinasi dapat melalui vpn, internet, dan media sosial.

"Bahayanya adalah pengguna mayoritas dari media sosial saat ini adalah anak-anak muda bangsa. Kadang radikalisme, dapat masuk ketika galau atau tidak ada orang yang dapat dibuat curhat, bahkan bisa juga dari teman dekat kita," bebernya.

Kresna juga menekankan agar generasi muda mempunyai mental dan fisik yang kuat agar terhindar dan melawan radikalisme.

"Intinya, kawan-kawan ini harus kuat mental dan fisik, apalagi juga dengan adanya pandemi seperti ini," ujarnya.

Sementara, Kompol Yudi Etno Handoyo, S.H., mengatakan kelompok atau individualisme yang ada di Indonesia sendiri masih memiliki potensi munculnya tindak radikalisme ataupun terorisme.

"Dibutuhkan elemen masyarakat baik tokoh adat, tokoh agama, akademisi, dan lainnya harus berperan dalam menangkal gejala tersebut," katanya.

Ia mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi tindakan tersebut adalah menegaskan kebenaran yang bersifat obyektif dan menjaga nilai keadilan agar tidak tumpang tindih.

"Adapun tindakan preventif yang dilakukan seperti memberantas kelompok radikal, pihak kepolisian sendiri menerjunkan beberapa program seperti tiga pilar, babinsa, dan lainnya," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mohammad Sodiq
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya