SUARA INDONESIA MALANG

Akses Jalan Batu-Kediri Retak, PII Kota Batu Ungkap Penyebabnya

- 17 February 2021 | 21:02 - Dibaca 1.76k kali
Peristiwa Daerah Akses Jalan Batu-Kediri Retak, PII Kota Batu Ungkap Penyebabnya
Jalan Lintas Kota Batu- Kediri Retak. (Foto: ist)

KOTA BATU - Jalan retak yang terjadi di jalur lintas penghubung antara Kota Batu dan Kabupaten Kediri mengakibatkan arus lalu lintas terganggu.

Jalur Payung Songgoriti itu merupakan jalur utama sebagai mobilisasi akomodasi logistik antar kedua wilayah tersebut.

Selain itu, jalan tersebut merupakan koneksi utama yang menghubungkan antara kota Batu dan Kabupaten Kediri. 

Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, panjang jalan yang retak akhir akhir ini sekitar 46 Meter dengan diameter 3 centimeter hingga 15 centimeter.

Keretakan jalan tersebut mendapat perhatian khusus dari Ketua Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Kota Batu Ir. Alfi Nurhidayat, ST.,MT. 

‘’Melihat dari kejadian ini, saya anggap perlu adanya peninjauan dan pengkajian yang mendalam tentang penyebab retaknya jalur lintas pengubung Kota Batu dan Kabupaten Kediri ini," ujar Alfi Nurhidayat, Rabu (17/02/2021).

Menyikapi retaknya Jalan Brigjend Moh Manan itu, PII Kota Batu menganggap perlu dilakukan kajian dan penelitian yang mendalam lagi tentang hal itu.

PII Kota Batu menduga bahwa retaknya Jalan Brigjend Moh Manan tersebut akibat beberapa hal. Salah satunya adalah tekanan tanah lateral yang menimbulkan tekanan horizontal.

Alasan tersebut diperkuat dengan fakta jika akhir-akhir ini terjadi curah hujan yang sangat tinggi sehingga diduga sebagai salah satu sebab banyak tanah yang mengalami runtuh atau longsor. Apalagi akhir-akhir ini sering terjadi longsor di daerah sekitar jalur Batu-Kediri. 

Selain tekanan tanah lateral, faktor selanjutnya adalah kondisi topografi daerah tersebut, bila dilihat dari kondisi geografisnya, jalur Batu-Kediri Ini mempunyai tingkat kemiringan lereng yang cukup curam.

"Hal tersebut bisa saja mengalami pergeseran tanah akibat beban yang berada di atasnya," pungkasnya.

Alasan ketiga yang menyebabkan jalan penghubung ini retak adalah tingkat jenuh air pada kawasan tersebut yang dapat mempengaruhi tingkat viskositas tanah, terkait hal ini perlu adanya sistem drainase jalan yang memadai, sehingga dapat mengendalikan kelebihan air yang berada di permukaan tanah. 

“Kita perlu adakan tindakan-tindakan mitigasi tentang hal ini," papar Alfi Nurhidayat.

Ia berharap, agar segera ada semacam kajian dan penelitian kembali terkait kondisi jalan dan dinding penahan.

"Saya berharap tidak hanya di lokasi yang retak dan ambles sekarang ini saja, akan tetapi diusahakan sepanjang jalan yang dianggap berpotensi terjadi kejadian seperti ini," ujarnya.

Reporter: Iqbatull Muhlisin

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta :
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya